Nama :
Samira Dewi
Kelas : 1DB11
Npm : 38111246
Departementasi
Departementasi adalah
aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi yang akan diserahi bidang
kerja tertentu atau fungsi tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi
A. Departementasi Fungsional
Departemen
Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis
untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling
umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
Departementasi
Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat
dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi
dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1
unit. Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk
satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk
dasar departementasi.
a. Kebaikan
·
Pendekatan
ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
·
Menciptakan
efisiensi melalui spesialisasi.
·
Memusatkan
keahlian organisasi.
·
Memungkinkan
pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi pada organisasi.
·
Tugasnya
jelas.
·
Pengetahuan
yang dibutuhkan tidak banyak.
·
Hanya
membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas.
·
Mudah
dijelaskan pada anggota bila ada persoalan.
b. Kelemahan
·
Menciptakan
konflik antar fungsi.
·
Adanya
kemacetan pelaksanaan tugas.
·
Umpan
balik yang lambat.
·
Memusatkan
pada kepentingan tugasnya.
·
Para
anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
·
Kejenuhan
akibat monotonnya aktivitas.
·
Komunikasi
antar area tidak lancar terutama bila ada problem.
·
Individu
dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki.
B. Departementasi
devisional
Departementasi
berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan.
Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti
dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi
atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik. Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik. Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Struktur
organisasi terdiri dari:
1. Struktur organisasi divisional atas dasar produk.
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk
yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode
pemasaran sangat berbeda. Setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk
atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk
adalah pola logik yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai
teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat telah disesuaikan.
2. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut
departementalisasi daerah, regional atau geografis, adalah pengelompokan
kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana
satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya. Faktor-faktor lokasi yang
terutama menjadi pertimbangan adalah sumber bahan mentah, pasar dan tenaga
kerja. Perusahaan yang menjual produknya diberbagai wilayah yang tersebar luas,
dapat membaginya menjadi kelompok-kelompok wilayah dengan manajer tersendiri
(area manager) untuk setiap wilayah. Perusahaan-perusahaan jasa, perbankan dan
peruahaan-perusahaan bukan manufakturing lainnya lazin diorganisasikan atas
dasar wilayah, dengan membuka kantor-kantor cabang.
3. Struktur organisasi divisional atas dasar langanan.
Departementalisasi langganan adalah pengelompokan
kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk atau jasa tertentu.
Pembentukan divisi ata dasar langganan ini terutama digunakan dalam
pengelompokan kegiatan-kegiatan penjualan atau pelayanan, dan diperlukan bila
suatu divisi menjual sebagian besar atau semua produknya kepada suatu kelas
langganan tertentu. Sebagai contoh, perusahaan elektronika mungkin mempunyai
divisi-divisi yang terpisah untuk langganan militer, industri dan konsumen.
Sebagai suatu pedoman umum, perusahaan-perusahaan manufacturing dengan garis
produk yang sangat beraneka ragam cenderung diorganisasikan atas dasar
langganan atau produk.
4. Struktur organisasi divisional atas dasar proses.
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering
dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan
menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan
penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.
Departementalisasi proses atau peralatan adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan
atas dasar proses atau peralatan produksi. Hal ini sering dijumpai dalam
departemen produksi. Kegiatan-kegiatan suatu pabrik menufacturing dapat
dikelompokkan menjadi departemen-departemen pemboran, penggilingan,
penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Tipe departementalisasi ini
mempunyai kegunaan bila mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan
memerlukan ketrampilan-ketrampilan pengoperasian khusus atau akan lebih
ekonomis bila kapasitas digunakan sepenuhnya. Pendekatan proses atau peralatan
terutama ditentukan atas dasar pertimbangan ekonomis.
5. Struktur organisasi atas dasar
alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor
000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di
departemen yang lain juga.
C. Organisasi Proyek dan Matriks
Merupakan
bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan
mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional
dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi
menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi
khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
1. Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai
tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para
anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan
dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada
proyek baru maka mereka ditarik kembali.
2. Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini
para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang.
Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara
vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya
melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai
matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
Kebaikan
dan Kelemahan dari keduanya :
1. Kebaikan
Ø Memaksimumkan efisiensi penggunaan
manajer fungsional.
Ø Mengembangkan ketrampilan dan
kreatifitas karyawan serta fleksibilitas
kepada organisasi.
kepada organisasi.
Ø Melibatkan motivasi dan menantang
karyawan serta memperluas.
pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya
membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya
membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
Ø Menstimulasi kerja sama antar
disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan
dan orientasi proyek.
dan orientasi proyek.
Ø Mampu mengombinasi kelebihan pola
fungsional dan divisional.
Ø Menekankan pada teknik dan pasar.
Ø Memerlukan sejumlah manager yang
mampu menangani personil bidang teknik
dan pemasaran.
dan pemasaran.
2. Kelemahan
Ø Adanya pertanggungjawaban ganda
dan kebijaksanaan yang kontradiktif
Ø Memerlukan koordinasi vertikal dan
horisontal.
Ø Memerlukan lebih banyak
ketrampilan antar pribadi.
Ø Menimbulkan resiko timbulnya
perasaan anarki.
Ø Sangat mahal untuk di
implementasikan.
Ø Mendorong pertentangan kekuasaan
dan lebih mengarah perdebatan pada kegiatan.
Ø Sangat mahal.
Ø Kesatuan komando bisa hilang
karena individu memiliki lebih dari satu supervisor.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar