Nama : Samira Dewi
Kelas : 1DB11
Npm : 38111246
Komunikasi
A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari
bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik
bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang
melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi
adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan
adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate
Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah
suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang
bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli
yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian
komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai
penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada
dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan
perkembangan ilmu komunikasi.
Beberapa definisi komunikasi adalah :
1.
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perludipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi (Astrid).
2.
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau
informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3.
Komunikasi adalah sebagai pemindahan
informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain(Davis, 1981).
4.
Komunikasi adalah berusaha untuk
mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W).
5.
Komunikasi adalah penyampaian dan memahami
pesan dari satu orang kepada orang lain,komunikasi merupakan
proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu
persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya).
Proses Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada
penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model
komunikasi itu sendiri :
1. Model
Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan tentang
model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan
jika terdapat 3 unsur utama :
a. Pembicara,
yaitu orang yang menyampaikan pesan
b. Apa yang akan
dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
c. Penerima,
orang yang menerima pesan tersebut.
2. Model
Komunikasi David K.Berlo
Dalam model komunikasi David
K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC
(Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu
Feedback, Efek, dan Lingkungan.
C. Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi
informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang
terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi
tersebut dapat dilakukan dalam berbagai konteks. Konteks komunikasi
yang telah dibahas pada modul-modul sebelumnya adalah komunikasi
antarpribadi (interpersonal Communication) dan komunikasi kelompok.Konteks
komunikasi selanjutnya yang akan kita bahas adalah komunikasi organisasi.
Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan
dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti
apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau
pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan,
memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk
memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi,
baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat
sosial kemasyarakatan.
D. Peranan Komunikasi Informal
organisasi yang tidakèYaitu komunikasi yang berada dalam
sebuah disetujui secara resmi Salah satu bentuknya adalah rantai desas-desus
(grapevine chains). Desas-desus dalam organisasi terdiri dari beberapa jaringan
komunikasi informal yang saling tumpang tindih dan berpotongan di sejumlah
titik, artinya beberapa orang mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi
bagian jaringan informal.
Dalam komunikasi Informal terdapat beberapa peranan
Komunikasi Informal, antara lain :
1.
Pemuasan
kebutuhan-kebutuhan manusiawi
2.
Perlawanan
terhadap pengaruh yang monoton
3.
Pemenuhan
keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lainPelayanan sebagai sumber
informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi
formal.
E. Hambatan – hambatan Komunikasi Efektif
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu
kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan
tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau
receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1.
Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki
setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus
tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut
tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.
Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan
komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada
komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan
dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau
penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah
komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai
menjadi keledai dan lain-lain.
3.
Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan
cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta
cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi
terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan
yang lainnya.
4.
Cultural Differences
Hambatan yang terjadi
karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu
organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada
beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh :
kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan
kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.
Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh
gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya
: suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya
yang kurang jelas.
6. Poor
choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan
pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara
radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf
ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.
7. No Feed
back
Hambatan tersebut adalah seorang
sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan
tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang
sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang
ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan
tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan
gagasan seorang manajer.
F. Peningkatan Efektivitas Komunikasi
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi
manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam
kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah
baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang
kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah
interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu
dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu
terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi
pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting
dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu
dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang
begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian
sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan
penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik
mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi
organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi
antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan
pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan.
Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.
Di antara kedua belah pihak harus ada
two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik,
untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi
antara berbagai subsistem dalam perkantoran. MenurutKohler ada dua model
komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran
ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi
untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi
interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara
berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar
penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara
perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang
dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.
Sumber :
5.
http://mohamadkemaludin.wordpress.com/2010/11/28/pengarahan-dan-pengembangan-organisasi-komunikasi/
7.
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2011/03/12/upaya-meningkatkan-efektivitas-komunikasi-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar