Nama : Samira Dewi
Npm : 38111246
Kelas : 1DB11
Konflik dalam Organisasi dan Sumber Konflik tersebut
Konflik
dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota
organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka
harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan
kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan,
nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-anggota organisasi yang
mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba menjelaskan duduk
persoalannya dari pandangan mereka
Macam – macam konflik
Konflik
yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu :
1.
Dari segi pihak yang terlibat
dalam konflik
a.
Konflik
individu dengan individu
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan
dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan
individu karyawan maupun antara inbdividu karyawan dengan individu karyawan
lainnya.
b.
Konflik
individu dengan kelompok.
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan
dengan kelompok ataupun antara individu karyawan dengan kempok pimpinan.
c.
Konflik
kelompok dengan kelompok.
Ini bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok
karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai
tingkatan maupun antara kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
2.
Dari segi dampak yang timbul
Dari segi dampak yang timbul, konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik. Contoh konflik yang fungsional dengan kasus seorang manajer perusahaan yang menghadapi masalah tentang bagaimana mengalokasikan dana untuk meningkatkan penjualan masing-masing jenis produk. Pada saat itu setiap produk line berada pada suatu devisi. Salah satu cara pengalokasian mungkin dengan memberikan dana tersebut kepada devisi yang bisa mengelola dana dengan efektif dan efisien. Jadi devisi yang kurang produktif tidak akan memperoleh dana tersebut. Tentu saja di sini timbul konflik tentang pengalokasian dana. Meskipun dipandang dari fihak devisi yang menerima alokasi dana yang kurang, konflik ini dipanang infungsional, tetapi dipandang dari perusahaan secara keseluruhan konflik ini adalah fungsional, karena akan mendorong setiap devisi untuk lebih produktif.
Dan berikut ini adalah beberapa
pengertian konflik menurut para ahli :
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan
Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku
dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan,
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara
berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437),
hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat
pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen
organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja
sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan
konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu
atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi
maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka
mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik
tersebut telah menjadi kenyataan.
4. Dipandang sebagai perilaku,
konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual,
interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik
ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan
stres.
5. Menurut Minnery (1985), Konflik
organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain
berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
Sebab – sebab timbulnya konflik
Faktor-faktor
yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah
:
1.
Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas /
langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu
kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi
sumber konflik.
2.
Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai
macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan
dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan
adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan
valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang
lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama,
seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang
dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan
peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini
dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan
tambahan dana yang cukup besar.
3.
Saling ketergantungan dalam
menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang
saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan
pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian
akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata
usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan
penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
4.
Perbedaan dalam nilai atau
persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan
dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik.
Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu
diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk
berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin
tersebut merupakan bagian dari pelatihan.
5.
Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin
dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam
bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar